Kamis, 06 November 2014

hasil cerpen keterpaksaan



Aku dan Kita
Karya : Bagas Danan Driyavyoga

Bagas Danan Driyavyoga biasa dipanggil Bagas,  ada disini karena buah hasil dari pernikahan Bapak Sukarno dan Ibu Sri Rahayu Ningsih lahir 17 tahun yang lalu pada tanggal 15 Desember, lahir dari keluarga tidak miskin tidak kaya ya tapi sederhana seperti lagu yang diciptakan Bondan Prakoso men hehe, anak terakhir dari 2 bersaudara riwayat pendidikan lulusan TK Nawa Kartika pada tahun 2003 dan melanjutkan pendidikan di SD Negeri Beran 3 alhamdulilah yang ku tempuh selama 6 tahun dan lulus Sekolah Dasar dengan nilai 23,95 dan karena saya anaknya kurang terima jadi saya melanjutkan pendidikan yang lebih serius lagi yaitu di SMP Negeri 5 Ngawi disinilah aku mulai mencari jati diri saya sebenarnya dengan mengarungi sebuah pergaulan yang sangat perlu difilter atau disaring tentang kehidupan perjalanan dimasa sekolah menengah pertama ini, dengan menempuh pendidikan selama 3 tahun saya dinyatakan lulus alhamdulilah ya bos hehe,dan kulanjutkan studi dengan mencoba peruntungan melakukan tes PMDK jalur tes bahasa inggris di SMA Negeri 1 Ngawi tapi takdir berkata lain dari puluhan peserta yang mendaftar, diambil 20 terbaik, saya berada diposisi 22 yah sudah lah terima kenyataan tapi saya diberitahu kalau saya jadi cadangan dan tuhan masih sayang kepada saya ternyata eh ternyata setelah h+3 setelah pengumuman penerimaan bapak saya alias Pak Sukarno ditelepon oleh pihak sekolah dan dikabari kalau anak anda atas nama Bagas Danan Driyavyoga ketrima di SMA tersebut seketika itu kulakukan sujud syukur dihadapan bapak dengan spontan ku memeluk bapak saya, pada keesokan harinya atas inisiatif saya sendiri dan sudah diber uang oleh orangtua saya berani kan daftar ulang dan langsung memasuki ruangan Tata Usaha. Dan selanjutnya saya menyodorkan uang ratusan rupiah kepada petugas dan selanjutnya diberi beberapa helai kain. Itulah sebuah sedikit kisah ku sebelum aku benar-benar menjadi siswa di SMA favorit di Kabupaten Ngawi ini. Dan saat ini saya sudah duduk dikelas 12 dengan jurusan IPA atau disebut KINNAMA(Kita Anak IPA LIMA). Itulah sedikit biodata dan kisah-kisah perjuanganku untuk menggapai sebuah kata yang setiap orang pasti ingin menuju ke kata tersebut yaitu “KESUKSESAN” yes that’s right SUKSES.
 Inilah diriku yang ditakdirkan hidup didunia ini dengan keadaan apa adanya yang tidak ada keistimewaan sedikitpun,seorang lelaki tambun yang aku bilang seperti itu dikarenakan aku hanyalah seorang insan yang tidak luput dari kesalahan karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, Bagas manusia yang penuh nilai negative atau minus dimata sang Ilahi dan serba salah dimata teman-temanku sedikitpun mereka memandang sebelah mata terhadap ku dan terakhir seorang lelaki normal 17+ yang ingin dicintai tapi tak ada yang mencintai,
Pagi itu aku berpamitan kepada bapak karena setiap pagi ibu sudah selalu kepasar, Pak sukarno yang kujadikan sebagai seorang inspirator dikehidupan ku. Seperti biasa aktivitas bapak sebelum  ngantor diruang makan yang sedang ngopi sambil baca koran lekas itu aku berpamitan
“Selamat pagi, pak.” Sapa ku.
“Pagi juga Le. Mau berangkat sekolah?”
“Iya, Pak.” Jawab ku.
“Ingat le, jangan nakal di sekolah dan belajarlah yang baik agar bisa mencapai cita-cita mu.” Pesan bapak yang setiap pagi kudengar sampai bosen saya mendengarnya hehe dan  hanya ku balas dengan “SIAAAP bos besar” dan anggukan lengkap dengan senyuman. Setelah percakapan singkat ku dengan sang Inspiratorku,
Ku mulai melangkah mantap kedalam dunia luar, dengan santai menuju ketempat dimana ku menimba ilmu atau kesekolah dengan jalan kaki karena rumahku dari sekolah juga berjarak cuma beberapa ratus meter melewati jalan desa semi kota. Sampai dalam kelas yang berisi 32 siswa dengan rincian 24 cewek dan 8 cowok, 8 cowok yang seperti istilah bhinneka tunggal ika yaitu Afrizal (sang phedofil nglucu tapi gak lucu) R.Akbar (pendiam tapi ndladrah eits anak dosen loh) Basilius(bos nya ipa 5) Candra(eks ketua OSIS smasa loh) Faisal (ini bolang loh bocah penyayang maksudnya) Mahardikka(ini laki-laki paling rajin tapi ya sama-sama ndableg nya) dan terakhir TYBP(leadernya ipa 5 yang bertanggung jawab).
Sesampai didepan kelas sudah berjajar gerombolan gangster-gangster yang sedang nongkrong depan kelas mereka adalah geng lavender yang beranggotakan Ina,Laras,Pepe.

“Hai bray ! Selamat pagi bray ? gimana begadang tadi malam, sukses kah ? “ ujar Laras.
“Sugeng Enjing Bos e ? “saut Ina sang Leader yang berlagak alay k-popers gitu.
Kujawab dengan agak cuek  “selamat pagi juga men ”.
            Ku jejakkan kaki ku kedalam kelas dan disambut TYBP dengan senyum,salam,sapa “ Assalamu’alaikum wr wb gas”ucap TY, “Wa’alaikumsalam wr wb pak ketua”saut ku dengan lantang, dan didalam kelas suasana gaduh layaknya seperti berada dipasar eh ternyata teman-teman sudah kesana kemari sibuk mencari contonan dan ada yang mengerjakan mempeng men hehe, kelas 12 dimana masa-masa indah cerita terkahir berseragam putih abu-abu dan emblem SMA Negeri 1 Ngawi yang seharusnya sedang membuaat cerita indah masa-masa indah sekolah malah disibukan oleh tugas-tugas yang tiada habisnya yang telah merenggut kebahagiaan masa tersebut.
“hey nul udah ngerjakan tugas? Kok lagakmu santai begitu “ cakap Nadia.
“lahh nadia seperti baru kenal Bagas aja, ya pasti belum lah” saut Candra dengan wajah sinis nya,tidak tau kenapa Candra itu selalu iri terhadap ku padahal kemampuan ku juga jauh lebih rendah daripada dia.
“sudah lah kalau belum ku kerjakan pastilah aku tak sesantai ini”jawab ku dengan kePDan hehe.
            Aku duduk termenung didalam kelas melihat situasi kondisi dan suasana ciieelah sok Mario Teguh wae haha, sambil melihat lingkungan sekitar aku berpikir apakah tugas tugas dari guru itu membuat kita tertekan yang tiap hari harus bergulat dengan tugas tersebut, apalagi guru juga memberi deadline pengumpulan tugasnya walaupun hanya selang berapa hari. Apakah  seorang guru telah memikirkan kondisi fisik maupun psikis para siswa nya yang waktunya hamper tiap harinya berada disekolah dan tidak hanya itu dirumah pun siswa juga masih mempunyai berlembar lembar tugas yang perlu dan wajib dikerjakan, apa guru tidak memikirkan ? siswa tidak hanya dibebani dengan tugas 1 mapel saja sedangkan kita ada 13 mata pelajaran yang harus dikuasai setiap murid dan itu pastinya hampir tiap sehabis pelajaran pihak guru PASTI memberi tugas,”capeek pak buu dengan tugas tiada habisnya sampai kita butuh piknik pak bu guru” itulah statement yang sering dikatakan teman-teman angkatan kelas 12. Tapi tak apa lah kita selaku siswa hanya belajar belajar dan belajar agar tercapainya cita-cita yang di impikan dan siswa juga wajib bisa mematuhi peraturan sekolah yang sudah dicantumkan dalam figuran cantik di dekat loby sekolah. Mungkin guru berpikiran dengan siswa diberi tugas siswa akan berpikir kritis agar terpecahkan masalah dalam tugas tersebut dan akan mengerti atau memahami konsep yang akan dihadapi kelak dalam dunia kerja atau dunia nyata. Pasti guru melakukan hal tersebut demi kebaikan para siswa, yaa semoga saja guru seperti itu berada disekolah kami.
“heh men apa yang kamu pikirkan sampai kamu melamun seperti itu ?” Tanya faisal yang baru datang, biasa dia penghuni terakhir yang memasuki kelas ini.
“gak apa-apa men cuman memikirkan hal kecil yang perlu dipikirkan hehehe” jawab ku terhadap faisal.
“teeetttt tteeeettt tteeeeetttt” bel masuk pun terdengar.
Dan penghuni ipa 5 pun masih terburu-buru mengerjakan tugas tersebut dan saat itu juga jam pertama adalah pelajaran fisika oleh Ibu Sri Keni Nasionaliati, setelah 15 menit bel masuk tak terduga Bu Keni pun datang dan memasuki kelas. Tapi sang gangster lavender Laras dan Ina malah lenyap entah kemana.
“Selamat Pagi ? materi fisikanya sudah sampai mana ? “ ucap Bu Keni.
“Selamat Pagi Bu guru,” jawab penghuni kinnama ,”anuu bu materi nya sampai bab optik fisis, minggu lalu sudah diberi tugas ” menjawab dengan kalimat menegeluh.
“optik fisis ya ? coba buku tugas nya dikeluarkan. Apakah ada yang belum mengerjakan? “ Tanya Bu Keni dengan  wajah yang penuh curiga.
“Sudah bu,tapi ada yang belum belum” saut Setiani.
“nomor berapa yang belum bisa ? “ Tanya Bu Keni.
“nomor 3 dan 5” jawab Setiani kembali.
“oke sekarang kita kerjakan bersama-sama, coba soal nomor 3 dibaca Laras dan nomor 5 dibaca Inaestin.”suruh Bu Keni. Dan ternyata mereka belum kembali.
            Kelas pun menjadi hening,karena tak tau harus menjawab apa tentang mereka berdua. Mereka sudah sering keluar masuk kelas dengan seenaknya seperti menganggap itu rumahnya sendiri. Dan tak lama kemudian mereka berdua pun masuk kelas.
“darimana saja kalian ! kalian sudah telat masuk kelas hamper 20 menit.” Tanya dengan nada marah.
“dari kantin bu sarapan.” jawab mereka dengan santainya.
“makan saja sampai 20 menit ? “ ucap Bu Keni , “ Ya seperti ini lah kelas 12 IPA 5, muridnya susah untuk disiplin apalagi diatur. Waktu pelajaran ramai, ada yang ngobrol sendiri ada yang mainan hp dan ada juga yang melamun tidak hanya itu bicaranya itu saut-sautan atau urakan terutama anak laki-lakinya yang sulit sekali dibilangi”.
            Selanjutnya, Bu Keni dengan raut wajah kecewa dan sedikit marah pamit keluar dan meninggalkan kelas yang hening terpaku diam merasa bersalah telah mengecewakan guru fisika tersebut. Tak hanya diam ketua kelas TY langsung berinisiatif mencoba mencari Bu Keni ternyata Bu Keni sudah berada dalam ruang guru dan ternyata disana Bu Keni berbincang dengan wali kelas ipa 5 yang tak lain adalah Ibu Wahyu,Bu Keni menceritakan apa yang sedang terjadi sebelumnya yang membuat Bu Keni merasa sakit hati mengajar kelas ipa 5. Dengan inisiatif ketua kelas,TY pun menghadap kedepan Bu Wahyu dan Bu Keni yang sedang bercerita.
“permisi bu, teman-teman minta maaf kalau sudah buat Bu Keni kecewa. Dan teman-teman juga minta Bu Keni untuk mengajar kembali kedalam kelas. ” ungkap TY dengan nada yang penuh perasaan.
“Tri Yuda, ini Bu Wahyu sudah diceritai tentang masalah ipa 5 tadi. Dan Bu Wahyu mohon teman-teman dibilangi suruh minta maaf ke Bu Keni urut absen masuk ruang guru.” Amanah dari Wali kelas.
“Iya bu. “ jawab TY.
            Selanjutnya TY pun kembali dalam kelas dan memberi tahukan apa yang dibilang Bu Wahyu. “Cah ini amanah dari BU Wahyu kalau ingin Bu Keni mengajar dikelas lagi dimohon semuanya minta maaf ke Bu Keni satu persatu urut absen kedalam ruang guru sekarang” dan ipa 5 tidak lama kemudian turun semua penghuninya dan meminta maaf satu persatu ke Bu Keni dalam ruang guru.
            Ini pasti untuk anak-anak KINNAMA dijadikan pelajaran agar tidak clolekan dan menghargai guru didalam kelas pastinya mereka juga tidak akan lupa dengan hasil buah dari perilaku mereka yang membuat gurunya kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar