Aku dan Kita
Karya : Bagas Danan Driyavyoga
Bagas
Danan Driyavyoga biasa dipanggil Bagas,
ada disini karena buah hasil dari pernikahan Bapak Sukarno dan Ibu Sri
Rahayu Ningsih lahir 17 tahun yang lalu pada tanggal 15 Desember, lahir dari
keluarga tidak miskin tidak kaya ya tapi sederhana seperti lagu yang diciptakan
Bondan Prakoso men hehe, anak terakhir dari 2 bersaudara riwayat pendidikan
lulusan TK Nawa Kartika pada tahun 2003 dan melanjutkan pendidikan di SD Negeri
Beran 3 alhamdulilah yang ku tempuh selama 6 tahun dan lulus Sekolah Dasar
dengan nilai 23,95 dan karena saya anaknya kurang terima jadi saya melanjutkan
pendidikan yang lebih serius lagi yaitu di SMP Negeri 5 Ngawi disinilah aku
mulai mencari jati diri saya sebenarnya dengan mengarungi sebuah pergaulan yang
sangat perlu difilter atau disaring tentang kehidupan perjalanan dimasa sekolah
menengah pertama ini, dengan menempuh pendidikan selama 3 tahun saya dinyatakan
lulus alhamdulilah ya bos hehe,dan kulanjutkan studi dengan mencoba peruntungan
melakukan tes PMDK jalur tes bahasa inggris di SMA Negeri 1 Ngawi tapi takdir
berkata lain dari puluhan peserta yang mendaftar, diambil 20 terbaik, saya
berada diposisi 22 yah sudah lah terima kenyataan tapi saya diberitahu kalau
saya jadi cadangan dan tuhan masih sayang kepada saya ternyata eh ternyata
setelah h+3 setelah pengumuman penerimaan bapak saya alias Pak Sukarno
ditelepon oleh pihak sekolah dan dikabari kalau anak anda atas nama Bagas Danan
Driyavyoga ketrima di SMA tersebut seketika itu kulakukan sujud syukur
dihadapan bapak dengan spontan ku memeluk bapak saya, pada keesokan harinya
atas inisiatif saya sendiri dan sudah diber uang oleh orangtua saya berani kan
daftar ulang dan langsung memasuki ruangan Tata Usaha. Dan selanjutnya saya menyodorkan
uang ratusan rupiah kepada petugas dan selanjutnya diberi beberapa helai kain.
Itulah sebuah sedikit kisah ku sebelum aku benar-benar menjadi siswa di SMA
favorit di Kabupaten Ngawi ini. Dan saat ini saya sudah duduk dikelas 12 dengan
jurusan IPA atau disebut KINNAMA(Kita Anak IPA LIMA). Itulah sedikit biodata
dan kisah-kisah perjuanganku untuk menggapai sebuah kata yang setiap orang
pasti ingin menuju ke kata tersebut yaitu “KESUKSESAN” yes that’s right SUKSES.
Inilah diriku yang ditakdirkan hidup didunia
ini dengan keadaan apa adanya yang tidak ada keistimewaan sedikitpun,seorang
lelaki tambun yang aku bilang seperti itu dikarenakan aku hanyalah seorang
insan yang tidak luput dari kesalahan karena kesempurnaan itu hanya milik Allah
SWT, Bagas manusia yang penuh nilai negative atau minus dimata sang Ilahi dan
serba salah dimata teman-temanku sedikitpun mereka memandang sebelah mata
terhadap ku dan terakhir seorang lelaki normal 17+ yang ingin dicintai tapi tak
ada yang mencintai,
Pagi itu aku berpamitan
kepada bapak karena setiap pagi ibu sudah selalu kepasar, Pak sukarno yang
kujadikan sebagai seorang inspirator dikehidupan ku. Seperti biasa aktivitas
bapak sebelum ngantor diruang makan yang
sedang ngopi sambil baca koran lekas itu aku berpamitan
“Selamat pagi, pak.” Sapa ku.
“Pagi juga Le. Mau berangkat
sekolah?”
“Iya, Pak.” Jawab ku.
“Ingat le, jangan nakal di sekolah dan
belajarlah yang baik agar bisa mencapai cita-cita mu.” Pesan bapak yang setiap
pagi kudengar sampai bosen saya mendengarnya hehe dan hanya ku balas dengan “SIAAAP bos besar” dan
anggukan lengkap dengan senyuman. Setelah percakapan singkat ku dengan sang
Inspiratorku,
Ku mulai melangkah
mantap kedalam dunia luar, dengan santai menuju ketempat dimana ku menimba ilmu
atau kesekolah dengan jalan kaki karena rumahku dari sekolah juga berjarak cuma
beberapa ratus meter melewati jalan desa semi kota. Sampai dalam kelas yang
berisi 32 siswa dengan rincian 24 cewek dan 8 cowok, 8 cowok yang seperti
istilah bhinneka tunggal ika yaitu Afrizal (sang phedofil nglucu tapi gak lucu)
R.Akbar (pendiam tapi ndladrah eits anak dosen loh) Basilius(bos nya ipa 5)
Candra(eks ketua OSIS smasa loh) Faisal (ini bolang loh bocah penyayang
maksudnya) Mahardikka(ini laki-laki paling rajin tapi ya sama-sama ndableg nya)
dan terakhir TYBP(leadernya ipa 5 yang bertanggung jawab).
Sesampai
didepan kelas sudah berjajar gerombolan gangster-gangster yang sedang nongkrong
depan kelas mereka adalah geng lavender yang beranggotakan Ina,Laras,Pepe.
“Hai
bray ! Selamat pagi bray ? gimana begadang tadi malam, sukses kah ? “ ujar
Laras.
“Sugeng
Enjing Bos e ? “saut Ina sang Leader yang berlagak alay k-popers gitu.
Kujawab dengan agak cuek “selamat pagi juga men ”.
Ku
jejakkan kaki ku kedalam kelas dan disambut TYBP dengan senyum,salam,sapa “
Assalamu’alaikum wr wb gas”ucap TY, “Wa’alaikumsalam wr wb pak ketua”saut ku
dengan lantang, dan didalam kelas suasana gaduh layaknya seperti berada dipasar
eh ternyata teman-teman sudah kesana kemari sibuk mencari contonan dan ada yang
mengerjakan mempeng men hehe, kelas 12 dimana masa-masa indah cerita terkahir
berseragam putih abu-abu dan emblem SMA Negeri 1 Ngawi yang seharusnya sedang
membuaat cerita indah masa-masa indah sekolah malah disibukan oleh tugas-tugas
yang tiada habisnya yang telah merenggut kebahagiaan masa tersebut.
“hey nul udah ngerjakan tugas? Kok
lagakmu santai begitu “ cakap Nadia.
“lahh nadia seperti baru kenal Bagas
aja, ya pasti belum lah” saut Candra dengan wajah sinis nya,tidak tau kenapa
Candra itu selalu iri terhadap ku padahal kemampuan ku juga jauh lebih rendah
daripada dia.
“sudah lah kalau belum ku kerjakan
pastilah aku tak sesantai ini”jawab ku dengan kePDan hehe.
Aku
duduk termenung didalam kelas melihat situasi kondisi dan suasana ciieelah sok
Mario Teguh wae haha, sambil melihat lingkungan sekitar aku berpikir apakah
tugas tugas dari guru itu membuat kita tertekan yang tiap hari harus bergulat
dengan tugas tersebut, apalagi guru juga memberi deadline pengumpulan tugasnya
walaupun hanya selang berapa hari. Apakah
seorang guru telah memikirkan kondisi fisik maupun psikis para siswa nya
yang waktunya hamper tiap harinya berada disekolah dan tidak hanya itu dirumah
pun siswa juga masih mempunyai berlembar lembar tugas yang perlu dan wajib
dikerjakan, apa guru tidak memikirkan ? siswa tidak hanya dibebani dengan tugas
1 mapel saja sedangkan kita ada 13 mata pelajaran yang harus dikuasai setiap
murid dan itu pastinya hampir tiap sehabis pelajaran pihak guru PASTI memberi
tugas,”capeek pak buu dengan tugas tiada habisnya sampai kita butuh piknik pak
bu guru” itulah statement yang sering dikatakan teman-teman angkatan kelas 12.
Tapi tak apa lah kita selaku siswa hanya belajar belajar dan belajar agar
tercapainya cita-cita yang di impikan dan siswa juga wajib bisa mematuhi
peraturan sekolah yang sudah dicantumkan dalam figuran cantik di dekat loby
sekolah. Mungkin guru berpikiran dengan siswa diberi tugas siswa akan berpikir
kritis agar terpecahkan masalah dalam tugas tersebut dan akan mengerti atau
memahami konsep yang akan dihadapi kelak dalam dunia kerja atau dunia nyata.
Pasti guru melakukan hal tersebut demi kebaikan para siswa, yaa semoga saja
guru seperti itu berada disekolah kami.
“heh men apa yang kamu pikirkan sampai
kamu melamun seperti itu ?” Tanya faisal yang baru datang, biasa dia penghuni
terakhir yang memasuki kelas ini.
“gak apa-apa men cuman memikirkan hal
kecil yang perlu dipikirkan hehehe” jawab ku terhadap faisal.
“teeetttt tteeeettt tteeeeetttt” bel
masuk pun terdengar.
Dan penghuni ipa 5 pun
masih terburu-buru mengerjakan tugas tersebut dan saat itu juga jam pertama
adalah pelajaran fisika oleh Ibu Sri Keni Nasionaliati, setelah 15 menit bel
masuk tak terduga Bu Keni pun datang dan memasuki kelas. Tapi sang gangster
lavender Laras dan Ina malah lenyap entah kemana.
“Selamat Pagi ? materi fisikanya sudah
sampai mana ? “ ucap Bu Keni.
“Selamat Pagi Bu guru,” jawab penghuni
kinnama ,”anuu bu materi nya sampai bab optik fisis, minggu lalu sudah diberi
tugas ” menjawab dengan kalimat menegeluh.
“optik fisis ya ? coba buku tugas nya
dikeluarkan. Apakah ada yang belum mengerjakan? “ Tanya Bu Keni dengan wajah yang penuh curiga.
“Sudah bu,tapi ada yang belum belum”
saut Setiani.
“nomor berapa yang belum bisa ? “ Tanya
Bu Keni.
“nomor 3 dan 5” jawab Setiani kembali.
“oke sekarang kita kerjakan
bersama-sama, coba soal nomor 3 dibaca Laras dan nomor 5 dibaca Inaestin.”suruh
Bu Keni. Dan ternyata mereka belum kembali.
Kelas
pun menjadi hening,karena tak tau harus menjawab apa tentang mereka berdua.
Mereka sudah sering keluar masuk kelas dengan seenaknya seperti menganggap itu
rumahnya sendiri. Dan tak lama kemudian mereka berdua pun masuk kelas.
“darimana saja kalian ! kalian sudah
telat masuk kelas hamper 20 menit.” Tanya dengan nada marah.
“dari kantin bu sarapan.” jawab mereka
dengan santainya.
“makan saja sampai 20 menit ? “ ucap Bu
Keni , “ Ya seperti ini lah kelas 12 IPA 5, muridnya susah untuk disiplin
apalagi diatur. Waktu pelajaran ramai, ada yang ngobrol sendiri ada yang mainan
hp dan ada juga yang melamun tidak hanya itu bicaranya itu saut-sautan atau
urakan terutama anak laki-lakinya yang sulit sekali dibilangi”.
Selanjutnya,
Bu Keni dengan raut wajah kecewa dan sedikit marah pamit keluar dan
meninggalkan kelas yang hening terpaku diam merasa bersalah telah mengecewakan
guru fisika tersebut. Tak hanya diam ketua kelas TY langsung berinisiatif
mencoba mencari Bu Keni ternyata Bu Keni sudah berada dalam ruang guru dan ternyata
disana Bu Keni berbincang dengan wali kelas ipa 5 yang tak lain adalah Ibu
Wahyu,Bu Keni menceritakan apa yang sedang terjadi sebelumnya yang membuat Bu
Keni merasa sakit hati mengajar kelas ipa 5. Dengan inisiatif ketua kelas,TY
pun menghadap kedepan Bu Wahyu dan Bu Keni yang sedang bercerita.
“permisi bu, teman-teman minta maaf
kalau sudah buat Bu Keni kecewa. Dan teman-teman juga minta Bu Keni untuk
mengajar kembali kedalam kelas. ” ungkap TY dengan nada yang penuh perasaan.
“Tri Yuda, ini Bu Wahyu sudah diceritai
tentang masalah ipa 5 tadi. Dan Bu Wahyu mohon teman-teman dibilangi suruh
minta maaf ke Bu Keni urut absen masuk ruang guru.” Amanah dari Wali kelas.
“Iya bu. “ jawab TY.
Selanjutnya
TY pun kembali dalam kelas dan memberi tahukan apa yang dibilang Bu Wahyu. “Cah
ini amanah dari BU Wahyu kalau ingin Bu Keni mengajar dikelas lagi dimohon
semuanya minta maaf ke Bu Keni satu persatu urut absen kedalam ruang guru
sekarang” dan ipa 5 tidak lama kemudian turun semua penghuninya dan meminta maaf
satu persatu ke Bu Keni dalam ruang guru.
Ini
pasti untuk anak-anak KINNAMA dijadikan pelajaran agar tidak clolekan dan
menghargai guru didalam kelas pastinya mereka juga tidak akan lupa dengan hasil
buah dari perilaku mereka yang membuat gurunya kecewa.